Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Implementasi Modul Keterampilan Jitu Warga Abad 21 Bagi Peserta Didik tingkat SLTA Se Provinsi Sumatera Barat.

BBPMP Provinsi Sumatera Barat salah satu dari 11 daerah di Indonesia yang terpilih sebagai lembaga kerjasama dengan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikbudristek yang mengadakan kegiatan “Bimbingan Teknis Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Implementasi Modul Keterampilan Jitu Jadi Warga Abad 21 bagi Peserta Didik”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12-13 November 2022 bertempat di Aula Engku Syafei BBPMP Provinsi Sumatera Barat. Peserta terdiri dari 150 siswa-siswi yang mewakili sekolah-sekolah tingkat SLTA di Kota Padang Sumatera Barat.

Kegiatan ini dimaksudkan dengan tujuan:

  1. Terlaksananya bimbingan teknis bagi peserta didik di jenjang SMA/SMK sederajat, agar lebih memahami aktivitas Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) melalui implementasi modul keterampilan jitu warga abad 21 bagi peserta didik.
  2. Menghasilkan 2100 peserta didik untuk memperkuat sikap dan perilaku siswa dalam menanamkan nilai penghargaan dan kebhinekaan.

Pada kesempatan ini kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat Bapak Drs. Barlius, M.M dan  Kepala BBPMP Provinsi Sumatera Barat Bapak Drs. Mulyatsyah, MM diwakili oleh Kabag Umum Bapak  Drs. Irsad Sakti, SE. Kegiatan ini ditutup Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemdikbudristek Bapak Ir. Hendarman, M.Sc, Ph.D. Dalam sambutannya Bapak  Drs. Irsad Sakti, SE menyampaikan apresiasi kepada Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikbudristek telah menjadikan BBPMP Provinsi Sumatera Barat sebagai mitra kerjasama dalam melaksanakan penguatan karakter bagi ekosistem pendidikan dan kebudayaan melalui kegiatan bimtek ini.

Sebagaimana diketahui bahwa “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.”, maka harapannya bimtek ini dapat menjawab satu pertanyaan besar yakni peserta didik dengan profil atau kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia.

Melalui kegiatan bimtek ini diharapkan mampu memperkuat sikap dan perilaku siswa dalam  menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata, memperkuat, merubah pola pikir dan memberikan inspirasi dalam praktik kebhinekaan untuk dirinya, lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan di sekolah maupun luar sekolah.

Yossi Srianita, M.Pd (Konsultan BBPMP)

Kurikulum Merdeka

Pada hari Jumat tanggal 11 Februari 2022 kemarin secara resmi telah diluncurkan kebijakan merdeka belajar episode ke 15 tentang “Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar” oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.

Dalam uraiannya digambarkan krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun. Hal ini terbukti dari hasil penilaian PISA (Programme for International Student Assesment) yang merupakan suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia, hasilnya Indonesia berada pada peringkat bagian bawah (10 negara terbawah) yang memiliki tingkat literasi dan numerasi rendah.

Menyikapi hal ini, apabila kita lihat kilas balik dalam sistem pembelajaran kita selama ini ada beberapa faktor yang perlu disempurnakan antara lain, pertama struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam pelajaran ditentukan per minggu. Kedua, materi yang diberikan kepada peserta didik terlalu padat, sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

Ketiga, Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam sehingga guru kurang leluasa dalam mengembangkan pembelajaran kontekstual. Apalagi materi yang disajikan membosankan dan kurang beragam serta kontekstual. Keempat, teknologi digital belum dipergunakan secara optimal dan sistematis untuk mendukung proses belajar guru melalui berbagi praktik baik.

Oleh karena itu arah dan kebijakan kurikulum ke depan perlu di sempurnakan menjadi, pertama, struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun. Kedua, fokus pada materi yang esensial, capaian pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun. Ketiga, memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Keempat, aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Copyright (c) - BBPMP Provinsi Sumatera Barat
Skip to content