Geliat Kolaborasi antar Pemangku Kepentingan di Agam semakin terasa

Kegiatan Forum Pemangku Kepentingan Program Sekolah Penggerak Kabupaten Agam dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2022 di Hotel Sakura oleh Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Prov. Sumatera bersama Dinas Pendidikan Kab. Agam. Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Agam Drs. Isra, M.Pd. didampingi Plt. Kepala BBPMP Prov. Sumatera Barat Drs. Irsad Sakti, SE. Kadisdik Agam mengatakan, ”Program Sekolah Penggerak harus terus dilaksanakan karena perubahan paradigma dalam pembelajaran semakin terasa menuju pada perbaikan peningkaan mutu, ke depannya seluruh perencanaan program harus didasarkan pada Rapor Pendidikan agar program yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan sekolah”. Hal senada diamini oleh Plt. Kepala BBPMP Prov. Sumbar seraya menambahkan bahwa kolaborasi yang mendukung pembelajaran di Kab. Agam antara guru, siswa dan orang tua telah mulai membuahkan hasil dengan terlaksananya Project Profil Pelajar Pancasila sebagai praktik baik dari satuan pendidikan yang melaksanakan PSP.

Kepala Dinas Pendidikan Kab. Agam Drs. Isra, M.Pd. didampingi Plt. Kepala BBPMP Prov. Sumatera Barat Drs. Irsad Sakti, SE.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh sekolah pengerak angkatan I yang berada di Kab. Agam, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA, dengan keragaman peserta yang representatif, mulai dari kepala sekolah, guru, pengawas, perwakilan orang tua murid dan perwakilan siswa, penanggungjawab PSP dan tokoh masyarakat di Kab. Agam, dan Kacabdin Wilayah I Kab. Agam.

Peserta kegiatan; kepala sekolah, guru, pengawas, perwakilan orang tua murid dan perwakilan siswa, penanggungjawab PSP dan tokoh masyarakat di Kab. Agam, dan Kacabdin Wilayah I Kab. Agam.

Para peserta menampilkan praktik baik yang telah dilakukannya di satuan pendidikan sekolah penggerak dengan keragaman dan kreativitas yang luar biasa karena project profil pelajar Pancasila yang diterapkan di satuan pendidikan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa dalam menikmati pembelajarannya. Progam Sekolah Penggerak yang melakukan pembelajaran dengan memperhatikan diferensiasi siswa dan mengembangkan pembelajaran yang konstekstual dan holistik memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan lebih banyak dalam proses pembelajaran dan terjadinya kolaborasi yang produktif antara guru, orang tua siswa, dan siswa. Ummul Khair, salah satu orang tua siswa TK Aisyah Kubu Sungai Batang mengatakan,” Program Sekolah Penggerak telah memberikan kesan yang mendalam untuk orangtua karena pembelajaran difokuskan pada minat siswa, melakukan penanaman nila-nilai karakter, dan sangat kontekstual, contohnya saat anak diajarkan tentang jenis-jenis hewan dan makanannya sebagai bagian dari ekosistem, anak dibawa ke kebun binatang”. Praktik baik dari TK Istiqomah Surau Kamba juga melakukan pendekatan  kontekstual dan holistik yaitu saat anak diajarkan nilai-nialai beriman dan bertakwa dengan elemen akhlak kepada manusia, anak diajarkan berbagi ke korban bencana gempa bumi di Kabupaten Pasaman Barat.  Fakhri Reydison, perwakilan Siswa dari SMPN 1 Banuhampu, mengatakan bahwa pembelajaran dengan pola sekolah penggerak lebih menyenangkan karena pembelajaran tidak hanya sekedar mendengarkan ceramah dari guru, tapi siswa diajak belajar dengan mencari sumber belajar dari lingkungan. Perwakilan siswa dari SMAN 1 Tilatang Kamang yang bernama Firdaus bercerita bagaimana mereka menerapkan dimensi bernalar kritis dan bergotong royong tentang virus Covid 19 dan penyebarannya, juga mengkampanyekan Lindungi Bumi dari Pemanasan global.

LPMP Provinsi Sumatera Barat Melakukan Coaching Clinic Program Sekolah Penggerak

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera Barat mengawal ketat Program Sekolah Penggerak (PSP). Sebagai Unit Pelaksana Teknis di tingkat Provinsi, LPMP Provinsi Sumbar perlu memastikan bahwa peserta seleksi PSP untuk angkatan 3 ini betul-betul maksimal.

Kepala LPMP Provinsi Sumbar, Wisma Endrimon ketika dihubungi di ruang kerjanya mengungkapkan bahwa PSP ini merupakan peluang bagi satuan pendidikan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikannya secara bertahap. “Terdapat lima bentuk intervensi yang diberikan kepada sekolah yang terjaring dalam Program Sekolah Penggerak sebagai daya dukung bagi kemajuan sekolah. Intervensi tersebut berupa pendampingan konsultatif dan asimetris, penguatan sumber daya manusia di sekolah, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data serta digitalisasi sekolah. Dengan demikian, Sekolah Penggerak akan menjadi katalisator bagi perubahan sekolah lain,” lanjutnya.

Coaching Clinic dilaksanakan LPMP Sumbar dalam mengawal program strategis peningkatan mutu pendidikan. Tujuannya untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pendaftaran dan proses seleksi calon Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak baik negeri maupun swasta, jenjang TK, SD, SMP, SMA, SLB dan memberikan pendampingan dalam melakukan pendaftaran pada aplikasi.

Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini calon kepala sekolah setelah mengikuti kegiatan pendampingan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang tata cara pendaftaran dan proses seleksi calon Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak, dan ikut mendaftar sebagai calon Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak, tidak hanya sebagai Kandidat dalam aplikasi tetapi sudah terdaftar sebagai calon Kepala Sekolah Penggerak.

Coaching clinic di Kota Payakumbuh
Peserta kegiatan coaching clinic dari Kota Pariaman

Kegiatan Coaching Clinic Program Sekolah Penggerak Angkatan Ke-3 ini dilaksanakan di 14 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dalam rentang waktu 25 sampai 27 Januari 2022. Terdiri dari Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Kab. Padang Pariaman, Kab. Pasaman Barat, Kab. Kep. Mentawai, Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kab. Solok Selatan, Kab. Dharmasraya, Kota Payakumbuh, Kota Solok, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Pasaman, Kab. Sijunjung dan Kab. Solok.

Fasilitator dalam kegiatan ini terdiri Widyaprada, PTP, dan Tim Satgas Sekolah Penggerak LPMP Provinsi Sumatera Barat.

“Suatu hal yang menggembirakan, couching clinic berjalan lancar tidak ada kendala yang berarti di setiap tempat. Pemahaman Kepala Sekolah mengenai program Sekolah Penggerak meningkat. Demikian juga dengan jumlah pendaftar pada aplikasi (SIM PKB). Terjadi peningkatan yang signifikan dibanding sebelum dilakukan Coaching Clinic,” ujar Wisma Endrimon menuntaskan.*** (Ariasdi)

LPMP Provinsi Sumbar Menggelar Sosialisasi Program Sekolah Penggerak di Kota Solok

Demi menyukseskan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang program sekolah penggerak, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) gelar sosialisasi untuk Kota Solok di SMKN 1 Kota Solok, pada Kamis, 20 Januari 2022.

Kegiatan ini, sebagai upaya percepatan pelaksanaan dan pemahaman guru serta kepala sekolah ke daerah – daerah di Sumatera Barat.

Pembukaan kegiatan sosialisasi Program Sekolah Penggerak yang dihadiri Wakil Walikota Dr. Ramadani Kirana Putra, MM., Kepala Dinas Pendidikan Dra. Hj. Rosavella, YD, MM dan Kepala LPMP Provinsi Sumbar Dr. Wisma Endrimon, M.Pd.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solok Dra. Hj. Rosavella, YD, MM menyampaikan peserta yang ikut dalam kegiatan sosialisasi sekolah penggerak kali ini sebanyak 721 orang. Terdiri dari jenjang TK, SD, SMP di Kota Solok. Kegiatan dibagi dalam 2 sesi kegiatan pagi dan siang.

Sementara, Wakil Walikota Dr. Ramadani Kirana Putra, MM. saat membuka kegiatan ini menyampaikan Pemerintah Kota Solok sangat mendukung terhadap kesuksesan program sekolah Penggerak di Kota Solok. Hal ini dibuktikan dengan diserahkannya nota kesepakatan oleh Walikota Solok kepada Kepala LPMP Sumatera Barat Dr. H Wisma Endrimon, M.Pd.

Lebih lanjut disampaikan juga mengenai anggaran pendidikan di Kota Solok. Saat ini sudah melebihi 20 persen. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan memang menjadi perioritas di Kota Solok.

Untuk itu dia berharap, Dinas Pendidikan Kota Solok beserta jajarannya untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dari waktu ke waktu.

“Mari bersama-sama kita tingkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi kehidupan yang semakin kompetitif. Kalau SDM kita tidak berkualitas tentu akan mendorong terjadinya pengangguran terbuka, kerawanan-kerawanan sosial,” ujarnya.

Pada akhirnya, akan muncul dan bisa mendorong hal-hal yang bersifat negatif di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu dalam rangka menjawab segala persoalan tersebut, melalui momentum sekolah penggerak dan guru penggerak hal ini akan dapat kita wujudkan dengan sebaik-baiknya.

“Tantangan ke depan generasi kita tidak hanya dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi masalah karakter peserta didik perlu juga kita perhatikan secara bersama-sama. Mari kita jadikan semua sekolah memiliki kualitas yang sama. Sehingga dalam memberikan pelayanan kepada semua masyarakat di Kota Solok bisa kita berikan dalam pendidikan yang berkualitas,” tegasnya.

Sebagai narasumber dari LPMP Provinsi Sumatera Barat adalah kepala LPMP Provinsi Sumatera Barat Dr. H Wisma Endrimon, M.Pd., Drs, Ariasdi, M.Pd.T dan Feri Fren, S.Pd. MM.

Dalam hal ini disampaikan guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang berpusat pada siswa, didampingi oleh pelatih ahli. Sosialisasi dilakukan oleh komite pembelajaran agar terjadi penyamaan persepsi. Tujuan pelaksanaan memastikan keterlaksanaan dan mengidentifikasi pelaksanaan.

Program sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (Literasi dan Numerasi) serta karakter. Sudah tentu hal ini diawali dengan SDM yang unggul yakni Kepala Sekolah dan Guru.

Ada lima intervensi yang dilakukan pada program sekolah penggerak yakni pendampingan konsultatif dan asimetris, penguatan sumberdaya manusia di sekolah, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data dan digitalisasi sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggerakkan sekolah dengan berkolaborasi bersama pemangku kepentingan untuk mewujudkan sekolah yang berpusat pada murid. (Feri F)

Copyright (c) - BBPMP Provinsi Sumatera Barat
Skip to content